COCKATOO BADMINTON CLUB kali ini akan sedikit mengulas tentang perilaku shuttlecock yang dapat kita pergunakan sebagai tambahan wawasan dalam berrmain bulutangkis. Banyak merek shuttlecock yang beredar di pasaran, namun tidak semuanya memenuhi standart kualitas Internasional dan enak untuk dipakai.
Berikut penjelasannya :
Pertama, apa itu kecepatan? Dalam bulutangkis, "kecepatan"
merujuk pada seberapa jauh sebuah shuttlecock bisa meluncur bila dipukul
dengan daya tertentu. "Lebih jauh" dianggap "lebih cepat". Berhubungan
dengan perbedaan dari tahanan udara pada ketinggian, kelembaban dan
temperature tertentu, shuttlecock yang sama mempunyai kecepatan yang
berbeda di tempat yang berbeda. Shuttlecock yang bagus digunakan di
Beijing dapat saja tidak bagus bila digunakan di Jakarta. Atau
shuttlecock yang bagus digunakan di Jakarta dapat saja tidak bagus bila
digunakan di Bandung. Itu adalah karena perbedaan temperature,
kelembaban, ketinggian dan tekanan udara di kedua tempat tersebut.
Karena
perbedaan berat dan bergagai factor lainnya, shuttlecock mempunyai
berbagai kecepatan. Wasit bertanggungjawab untuk mencoba shuttlecock
setiap hari dan menentukan kecepatan seperti apa yang akan digunakan
saat itu. Sepanjang putaran kompetisi, kita dapat meminta penggantian
kecepatan shuttlecock karena kondisi seperti panas dan kelembaban,
misalnya telah berubah. Hal ini sering menimbulkan perselisihan karena
shuttlecock yang lebih lambat bisa menguntungkan seorang pemain
sementara yang lebih cepat akan menguntungkan pemain yang lain.
Di
turnamen IBF, kebanyakan Wasit Utama akan mencoba sampai 3 kecepatan
(speed) shuttlecock yang berbeda untuk memastikan bahwa kecepatan
tertentu adalah cocok untuk situasi tempat dan pada waktu tertentu.
Jadi,
kecepatan atau lambanan shuttlecock sering tidak menunjukkan
kualitas shuttlecock. Tentu, konsumen berhak untuk memilih.
Bagian-bagian dari sebuah shuttlecock
Table di bawah adalah 3 system umum yang dipakai sekarang ini:
International - metric wt. - grain - speed
1. 48 - 75 - lambat, digunakan di daerah tinggi (pegunungan)
2. 49 - 76 - medium lambat, digunakan di daerah yang lebih hangat
3. 50 - 77 - medium, digunakan di daerah pesisir
4. 51 - 78 - medium cepat, daerah dingin
5. 52 - 79 - cepat, daerah dingin, di bawah permukaan laut (eg: Belanda)
2. 49 - 76 - medium lambat, digunakan di daerah yang lebih hangat
3. 50 - 77 - medium, digunakan di daerah pesisir
4. 51 - 78 - medium cepat, daerah dingin
5. 52 - 79 - cepat, daerah dingin, di bawah permukaan laut (eg: Belanda)
Dari
daftar tersebut, dapat dilihat bahwa secara tradisional shuttlecock
dibagi dalam kategori 48, 49, 50, 51, 52. Pengkategorian ini didasarkan
pada berat shuttlecock. 48 berarti beratnya 4.8g, 50 berarti 5.0g, dan
seterusnya. Kita menemukan bahwa shuttlecock yang menggunakan kategori
ini sering tidak akurat dan sulit untuk untuk dikelompokkan. Jadi,
digunakan cara lain yaitu dengan menggunakan kecepatan baku shuttlecock.
Kemudian digunakanlah kecepatan (Speed) 75, 76, 77, 78, 79, 80 sebagai
gantinya.
Artinya, bila dipukul dengan kekuatan yang sama shuttlecock
speed 76 akan berada 30 cm lebih jauh dari shuttlecock speed 75. Begitu
seterusnya untuk ukuran lainnya. Akan tetapi,
kecepatan shuttlecock akan berbeda di berbagai lokasi di dunia.. Karena
itulah, di Cina, shuttlecock dengan Speed 76 digunakan pada musim panas
dan Speed 77 pada musim gugur. Shuttlecock dengan speed 77. Shuttles
dengan speed 75 cocok di Thailand; sedangkan speed 76 dan 77 cocok
digunakan di Indonesia, Singapore, Hong Kong dan Malaysia; speed 77 dan
78 di Amerika Serikat; speed 78 dan 79 cocok di Finlandia, Canada, Korea
and Jepang. Sedangkan speed 79 dan 80 di Australia pada musim gugur.
Speed 73 dan 74 hanya digunakan di daerah tinggi seperti Provinsi Yunnan
di Cina dan Colorado Springs di Amerika Serikat atau di daerah
temperature tinggi seperti Johannesburg di Africa Selatan.
Shuttlecock
juga memiliki kecepatan rotasi yang penting untuk stabilitasnya. Untuk
stabilitas shuttlecock pada kecepatan lebih dari Mach 0,65 (0,65 x
kecepatan suara), bulu bagian paling atas melengkung dari rata-rata
posisi 11,8 derajat ke 20derajat atau lebih dari permukaan tubuhnya.
Ketika
shuttlecock meluncur, dua daya mempengaruhi gerakannya: grafitasi bumi
yang menariknya ke bawah dan tahanan udara yang mendorongnya meluncur ke
atas. Percepatan dari grafitasi adalah konstan (tetap). Percepatan pada
tahanan udara meningkat ketika shuttlecock meluncur membelah udara.
Bila di buat rumusnya maka seperti ini:
a = g - (f(v)
a = percepatan
g = grafitasi
f(v) tergantung pada temperatur, kelembaban, ketinggian dari permukaan laut dan tekanan udara.
g = grafitasi
f(v) tergantung pada temperatur, kelembaban, ketinggian dari permukaan laut dan tekanan udara.
Demikianlah penjelasan kami, semoga dapat bermanfaat.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !